Tentang Garuda Indonesia
Garuda
Indonesia saat ini mengoperasikan 82 armada dan melayani 33 tujuan
domestik dan 18 Internasional di Asia (Regional Asia Tenggara, Timur
Tengah, Cina, Jepang, Korea Selatan), Australia, dan Eropa (Belanda).
Profil Perusahaan
Garuda
Indonesia adalah maskapai nasional Indonesia yang memiliki konsep
sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh).
Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan keamanan.
Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh Business Class dan Economy Class. Selain itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang.
Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai “Four Star Airline” dan sebagai “The World's Most Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012, Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World's Best Regional Airline” dan “Maskapai Regional Terbaik di Dunia”. Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai "Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini", pada tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai “The Best International Airline” pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012.
Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 hingga 2010. Setelah melalui masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’. Program ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.
Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki hub di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda Indonesia juga memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan dan katering), PT Abacus Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisawata dan transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul.
Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan penerbangan yang
handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat
dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi Perusahaan
Sebagai perusahan penerbangan pembawa
bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna
menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang
profesional.
Sejarah
Nama
“Garuda” diberikan oleh Presiden Soekarno di mana nama tersebut diambil
dari sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu,
Noto Soeroto; "Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels
uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya, “Saya Garuda, burung
Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda”.
Pesawat
Berawal
dari penerbangan perdana di tahun 1949, Garuda Indonesia, yang
sebelumnya bernama Garuda Indonesian Airways, mulai mengembangkan
armadanya. Garuda Indonesia pada saat itu mengoperasikan satu pesawat
Douglas DC-3 Dakota dan PBY Catalina.Berikutnya, Garuda Indonesia mengoperasikan armada DH Heron and Convair 340.
Pada tahun 1956, untuk pertama kalinya
Garuda Indonesia melayani jamaah haji Indonesia ke tanah suci Mekkah di
Saudi Arabia, dengan menggunakan armada Convair 340.
Periode 1960-an adalah masa dimana
Garuda Indonesia tumbuh dengan pesat. Pada tahun 1961, armada Lockheed
Electra didatangkan ke Bandara Kemayoran, Jakarta. Lima tahun kemudian,
Garuda Indonesia memperkuat armadanya dengan jet empat mesin, yaitu
Douglas DC-8. Di samping itu, armada lain seperti DC-3/C-47 Dakota,
Convair 340, Convair 440, Lockheed Electra, Convair 990A, Fokker F-27
and DC-8 juga melengkapi kekuatan maskapai Garuda Indonesia.
Kemudian pada tahun 1976, untuk pertama
kalinya Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat berbadan lebar Douglas
DC-10, yang terdaftar sebagai PK-GIA. Satu tahun kemudian Garuda
Indonesia tidak lagi menggunakan pesawat turboprop engine Fokker F-27.
Hal ini membuat Garuda Indonesia sebagai satu-satunya maskapai yang
hanya mengoperasikan pesawat jet, yaitu dengan armada DC-10, DC-9, DC-8
dan F-28.
Perkembangan armada yang terus melesat
pada tahun 1980, membuat Garuda Indonesia mendatangkan pesawat berbadan
lebar Boeing 747-200. Dua tahun kemudian, maskapai membeli pesawat
berbadan lebar lainnya, yaitu Airbus A300B4 FFCC (Forward Facing Crew
Cockpit). Pesawat dengan kokpit yang berisi dua orang ini adalah ide
dari Wiweko Soepono, mantan Presiden Direktur Garuda Indonesia. Pada
tahun 1984, barisan armada Garuda Indonesia secara lengkap adalah Boeing
747-200, DC-10, Airbus A300B4, DC-9 and F-28. Dengan 36 unit pesawat
F-28, pada saat itu Garuda Indonesia adalah operator F-28 terbesar di
dunia.
Pada tahun 1994, Garuda Indonesia
memperkuat armadanya dengan pesawat berbadan paling lebar pada era
90-an, yaitu Boeing 747-400. Sebagai tambahan, barisan armada Garuda
Indonesia juga dilengkapi dengan Boeing 737 seri 300, 400 dan 500.
Selanjutnya pada tahun 2009, Garuda
Indonesia menambah armada berteknologi tinggi, dengan memperkenalkan
Airbus A330-300 dan Boeing 737-800 Next Generation. Kedua jenis pesawat
ini dilengkapi dengan perangkat in-flight entertainment, Audio and Video
on Demand (AVOD), di setiap tempat duduknya. Perangkat ini memungkinkan
penumpang untuk memilih sendiri berbagai macam hiburan seperti film,
program televisi, video musik dan permainan. Sebagai tambahan, tenpat
duduk Business Class Garuda Indonesia Airbus A330 juga dapat sepenuhnya
berbaring hingga 180 derajat (flat bed seat).
Kini pada tahun 2012, Garuda Indonesia kembali menyambut armada baru Bombardier CRJ1000 NextGen.
Garuda
Indonesia memiliki tujuan untuk menjadi yang terdepan dalam menyediakan
layanan bagi pelancong dan pengiriman barang melalui udara di Indonesia
dengan armada yang terdiri dari sekitar 120 pesawat dan unit bisnis
strategis lainnya.